Halaman

Rabu, 13 Mei 2015

TPK

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

“ BAGIAN DARI TIGA KAJIAN UTAMA DALAM TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN & FAKTOR PENENTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN “








Dosen Pengampu :

Dr. Mashudi, S.E., M.M.

Nama Kelompok :

( 132010200198 ) Dani Purniawan

( 132010200197 ) Agung Setyo Pribadi




KELAS A-2 (PAGI)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEMESTER-4





UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
1.    PENGAMBILAN KEPUTUSAN : BAGIAN DARI TIGA KAJIAN UTAMA DALAM TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI
Terdapat tiga masalah yang perlu menjadi perhatian mendalam dari setiap mengambil keputusan seorang manajer, yaitu masalah tentang perwakilan, komunikasi, dan masalah pengambilan keputusan. Dan dari ketiga masalah ini memiliki karakteristik yang saling terkait.
1.1 Pengambilan Keputusan Dalam Tiga Kajian Utama
Dalam mencapai tujuan, manusia membentuk organisasi. Dengan demikian organisasi menjadi wadah relasi dalam mencapi tujuan secara kolektif, melalui kerja sama. Hubungan kerja, relasi penugasan yang terjadi merupakan inti dari masalah perwakilan.
Sedangkan organisasi yang efektif dinilai dari keberhasilannya meminimalkan masalah perwakilan, dan mewujudkan serta memaksimalkan mekanisme perwakilan yang ideal. Upaya untuk meminimalkan masalah perwakilan adalah dengan membentuk sistem dan komunikasi yang baik. Bila komunikasi berjalan dengan mulus dalam bangunan struktur organisasi yang terstruktur dan terancang dengan baik.
Bila masalah perwakilan dan komunikasi dengan baik. Maka proses pengambilan keputusan dalam organisasi akan berjalan dengan baik. Karena organisasi adalah mesin pembuat keputusan, maka itu anggota dari organisasi adalah alat pembuat mesin tersebut.
Tantangan tersebut dapat ditelusuri kembali pada sejumlah konsep dasar yang dikembangkan dalam ilmu ekonomi, dimana konsepnya adalah biaya oportunity. Semakin baik mekanisme terbentuknya proses pengambilan keputusan, yang baik. Maka akan semakin efektif dan berkualitas nilai keputusannya.
Contohnya : suatu perusahaan elektronik raksasa yaitu Sony, dalam membuat perangkat mobile yang berjuluk Xperia, sering kali mengalami kendala. Baik dibidang riset produknya maupun pemasaran produknya, kita tahu banhwa persaingan dunia mobile device sangat ketat. Sehingga para menejer dalam mengambil keputusan ini, harus meneliti tentang kemauan konsumen ke masa depan seperti apa terhadap produk Xperia Sony ini, tak hanya itu keputusan manajemen Sony, dalam menjual bisnis PC mereka, sangat tepat sekali, menurut saya. Karena apa. Kita tahu bahwa penjualan PC sudah hambir mencapai titik jenuh, dimulai tahun 2013 sampai sekarang. Hal ini lantaran masih maraknya perangkat yang fleksible yang bisa dibawa kemana-mana oleh penggunanya, yaitu tablet PC. Mengapa PC sampai sekarat. Karena digempur oleh maraknya tablet PC tadi, dan keputusan dalam menjual bisnis PC Sony yaitu Vaio sangat tepat. Dalam kasus ini ada sesuatu point yang sangat penting seperti :
Terdapat struktur budaya organisasi yang baik dan efektif, desain struktur yang tepat dengan gaya kepemimpinan yang handal, struktur budaya organisasi yang baik.
Tiga hal ini yang merupakan kondisi yang menggambarkan lingkungan organisasi dalam mengambil keputusan. Dari seluruh kajian yang ada, memang pengambilan keputusan adalah jantung dari organisasi, dan harus mendapat perhatian lebih dari para manajer. Karena bagaimanapun juga pengambilan keputusan bukan hanya kajian yang sepele karena memiliki kajian utama yaitu perwakilan dan komunikasi.
1.2    Keputusan Yang Baik Sebagaimana Didefinisikan
Pengambilan keputusan memang terletak dari bagaimana kontribusi yang diambil dalam meningkatkan nilai bagi organisasi. Agar apa yang diperkirakan dan di harapkan terwujud dengan benar. Artinya pengambilan keputusan mempersempit jenjang peristiwa yang diharapkan dengan peristiwa yang terjadi. Semakin kecil jenjang antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan, maka semakin berkualitas keputusan tersebut. Lantas bagaimana cara mengetahui keputusan kita baik dilakukan dimasa depan !.
Dalam keputusan memang ketidak pastian adalah hal yang sangat dibenci, karena ketidakpastian masa depan menghasilkan hambatan bagi kita seorang manajer, antara peristiwa yang diperkirakan dengan peristiwa yang akan terjadi.








Keterbatasan kemampuan dalam melihat dan meramal peristiwa masa depan memang peristiwa baik maupun buruk terdapat empat peluang, jika melihat tabel ini. Maka kondisi paling idel adalah tabel I dan II dalam hal ini sesuatu yang baik akan menghasilkan peristiwa yang baik pula, begitupun dengan peristiwa buruk, maka kita berharap menjadikan peristiwa buruk itu dalam kebaikan. Contoh kondisi I adalah keputusan Google untuk membangun sistem OS mobile Android, adalah keputusan yang sangat baik dan menjadikan perusahaan papan atas dunia, sedangkan kondisi II di contohkan perusahaan sepatu Ecco Indonesia yang ada di Sidoarjo, yang memiliki tenaga kerja ribuan orang.
Seharusnya ini tidak dilakukan mengingat semakin tahun Upah Minimal Tenaga kerja di wilayah Sidoarjo terus mengalami kenaikan, dan dengan pemikiran para manajer yang terlanjur, ada sisi baiknya yaitu mengurangi pengangguran di Sidoarjo, dan dapat mencukupi kebutuhan ekspor sepatu ke luar negeri yang semakin banyak, dan terkendali serta terpenuhi  oleh banyaknya tenaga kerja.
Pada kondisi III sesuatu yang dinilai baik justru menjadi keburukan. Contohnya perusahaan Mobile Nokia yang menggunakan OS untuk Smartphonenya yang merupakan OS Windows Phone buatan Microsoft, hal ini tadinya diharapkan berbuah manis, tapi apa yang terjadi justru Nokia semakin terpuruk oleh gempuran OS Android dan iOS.
Yang lebih parahnya lagi sampai-sampai bisnis posel Nokia yang melegenda itu, menjadi sejarah saja, karena sekarang dijual ke Microsoft, hal ini lantaran keuangan mereka terus devisit. Inilah yang menggambarkan situasi tabel IV, sudah microsoft membeli Nokia yang diharapkan meningkatkan pengguna Windows Phone, malah tidak laku dipasaran. Karena minimnya pengembang aplikasi di Windows Phone sampai saat ini.
Adapun iplikasi dari model tabel diatas, bahwasanya manusia harus memiliki kemampuan mendalam tentang proses pengambilan keputusan dan bagaimana melaksanakan keputusan yang baik. Keputusan haruslah didasarkan atas pemahaman yang mendalam dan menyeluruh terhadap semua masalah.
Walau demikian sejauh ini masih belum adanya penemuan definisi yang tepat dalam pengambilan keputusan. Tetapi jika keputusan didasarkan atas peristiwa yang terjadi maka akan menemukan pengambilan keputusan atas ide kontraditif.









Berdasarkan ide kontraditif kesesuaian antara nilai pemikiran dengan kenyataan merupakan indikator utama keputusan yang baik. Dari gambar 3 diatas, semenjak peristiwa yang akan terjadi dimasa depan tidak dapat diprediksi dengan tepat, maka bagaimana mungkin mengaitkan keputusan yang baik dengan sesuatu yang belum pasti.
Dari itu proses pengambilan keputusan dimulai sejak saat ini untuk menilai kemungkinan terwujudnya peristiwa yang diinginkan. Dalam pengambilan keputusan mulai dari sekarang mungkin saja ini bernilai peluang yang nilainya hanyalah satu jika benar terjadi seperti yang diharapkan, dan nol jika sesuatu yang tidak terjadi seperti yang tidak diharapkan.
Karena bagaimanapun juga sebuah keputusan yang baik dinilai dari prosesnya saat ini. Jika kita tepat dan terinci menganalisanya maka akan sangat besar peluang terjadinya peristiwa yang diharapkan. Contohnya : sebuah perusahaan mobil dalam menganalisa untuk keberlangsungan perusahaanya, analisanya saat ini harus mencakup teknologi mesin masa depan, dan bahan bakar masa depan yang merupakan produk ramah lingkungan. Dari proses ini maka kemungkinan peristiwa mobil ramah lingkungan masa depan dapat terwujud. Guna mendukung pemahaman masa depan tersebut adapun langkahnya seperti dibawah ini :
1.    Identifikasi dan isolasi masalah utama.
2.    Penentuan alternatif solusi dan tindakan yang sesuai.
3.    Penggunaan metoda penentuan masalah dan solusi.
4.    Penentuan sejumlah konsekuensi dari macam solusi.
5.    Pemilihan alternatif solusi dan tindakan yang optimal.
6.    Penentuan strategi lanjutan atas tindakan.
7.    Keputusan yang diambil dan disepakati secara penuh.
Tiga indikator awal yang merupakan langkah dalam menyelesaikan masalah.  Hal ini masih proses menuju kearah keputusan akhir yang memiliki perbedaan. Adapun langakahnya sebagai berikut :
1.    Identifikasi dan isolasi masalah utama.
2.    Penemuan aternatif solusi dan tindakan terbaik, pengalaman organisasi sebelumnya, dan pengalaman kelompok, organisasi, dan individu.
3.    Pemilihan alternatif solusi.
4.    Penentuan strategi lanjuatn atas solusi.
5.    Keputusan yang diambil dan disepakati, baik sepihak, dan kelompok.





2.    FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam pengambilan keputusan, terletak dari pengaturan tentang bagimana tujuan yang hendak dicapai itu terwujud. Dengan melalui dukungan informasi, data yang terolah secara akurat. Apapun pengkategorian yang dilakukan untuk mempermudah pemahaman tentang pengambilan keputusan melalui landasan filosofi.
Dalam pengambilan keputusan ada sebuah jalur yang sama, arti dari jalur yang sama adalah : seseorang yang ditunjuk untuk sama-sama mencapai tujuan sebagaimana yang diinginkan. Contohnya : seorang manajer penjualan di perusahaan Sony dan Samsung, akan berbeda visi misi pemasarannya, walaupun dua perusahaan itu berorientasi di bisnis Smartphone yang sama.
Dalam hal ini diasumsikan bahwa proses pengambilan keputusan dalam kajian ekonomi bisnis adalah mewujudkan ekonomi sosial, dengan demikian adalah, manusia ekonomi (homo ekonomicus) dan juga manusia sosial (zoon politicus).
2.1 Perubahan Lingkungan dan Penentuan Keputusan
Sebenarnya dalam pengambilan keputusan ada kesulitan yang mendasar, yang dihadapi para manajer. Dilema ini mentukan keputusan apa yang dihadapi manajer. Selama kurang lebih dua dekade, kita banyak menyaksikan perubahan yang dramatis dilingkungan bisnis. Masalah dan tantangan tidak lagi dapat dihadapi hanya dengan memakai pendekatan yang serba instant, ataupun tradisional.
Dari ini solusi terbaik atas masalah dan tantangan hanya dapat diraih melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan, sebagi alat terbaik yang membantu dalam menentukan pilihan. Dalam lingkungan bisnis yang berkembang dengan pesat dan cenderung bersifat kompleks, peluang terjadinya risiko lebih besar dari pada kejadian yang diharapkan perusahaan. Pengambilan yang didasarkan atas informasi dan ilmu pengetahuan, mendorong kita untuk memahami dengan baik filosofi pengambilan keputusan.
Pada masyarakat berbasis ilmu pengetahuan, metoda atas dasar ilmu pengetahuan dikenal sebagai metoda penelitian.
Maka itu persepsi kita soal lingkungan terikat oleh sejumlah perubahan faktor di lingkungan. Dibawah ini ada beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari pengambilan keputusan di lingkungan bisnis :
1.    Terdapat banyak variabel yang dipertimbankan dalam pengambilan keputusan.
2.    Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan berupa konsep manajemen, dan tidak ada pelaku bisnis yang dapat menguasainya.
3.    Kompetisi dalam lingkup lokal dan global semakin pesat.
4.    Perkembangan pesat dari tingkat model hingga teori dari langkah-langkah suatu kebijakan.
5.    Campur tangan pemerintah atas penentuan tanggung jawab sosial.
6.    Perkembangan teknologi informasi melaui internet.
7.    Para pekerja, pemilik saham, dan pelanggan serta masyarakat. Diikut sertakan dalam mengambil keputusan.
8.    Setiap organisasi bisnis berlandasan pengolahan informasi dan ilmu pengetahuan.
9.    Teknik komunikasi dan pengukuran dalam metoda penelitian berkembang pesat.
10.    Analisis kuantitatif berkembang dengan pesat dengan bantuan komputer.
11.    Masalah manajerial yang rumit, dipermudah dengan adanya teknologi dan sistem informasi.
12.    Organisasi menjadi semakin ramping efektif dan efisien. Dlam hal ini sistem rasionalisasi atas dasar sistem komputerisasi marupakan basis utama organisasi yang unggul.
Untuk tetap dapat bertahan hidup dilingkungan diatas, maka kita harus memahami bagaimana cara mengidentifikasi informasi yang berkualitas dan mengenali pendekatan pengambilan keputusan dalam lingkup bisnis dengan risiko tinggi. Contohnya : salah satu kegagalan menentukan para pelaku bisnis dalam pengembangan konsep produk yaitu, pemahaman tentang kualitas produk yang diharapkan terus meningkat oleh organisasi di pasar konsumen yang mengalami proses berkelanjutan terus membaik, seperti pelaku bisnis dirana Smartphone Samsung Galaxy S Series. Kita lihat dari tahun ke tahun sejak kemunculanya Samsung Galaxy S sampai dengan Galaxy S5 mengalami perbaikan fitur dan spesifikasi Smartphone yang beritu pesat, tetapi kegagalan manajer Samsung terletak pada ciri produk mereka yang memiliki kualitas seperti Smartphone murahan, karena berbahan plastik. Sedangkan keluarga Galaxy S dikenal sebagai seri yang nomor satu di rana produk Smartphone Samsung, padahal konsumen ingin produk Galaxy S memiliki desain yang elegan seperti terbuat dari aluminium, yang akan membawa konsumennya kepada Smartphone premium.
Lantas apakah manajer Samsung tetap menggunakan plastik. Nampaknya tidak, tengok saja kehadiran Galaxy S6 baru-baru ini di bulan Maret 2015, yang sudah menggunakan aluminium dan kaca tahan gores di sekeliling sisinya, ini lah yang merupakan jawaban atas keinginan konsumen selama ini, dan langkah ini yang akan menjadikan Smartphone Samsung terus bertahan hidup dirana Smartphone masa depan.
2.2 Pengambilan Keputusan Yang Handal
Para manajer dituntut untuk berkinerja yang baik, dalam mengambil keputusan. Bilamana keputusan muncul karena ada atau mengikuti masalah yang timbul, maka sesungguhnya kita dapat menghasilkan keputusan yang baik. Para manajer tidak hanya berlandasan atas masalah dalam keputusan, tetapi mereka menghindari keputusan atas masalah yang tidak mereka inginkan.














Pada tabel tiga kita dapat perhatikan bahwa pengambilan keputusan terikat oleh tiga zona waktu utama yaitu masa lalu, masa kini , dan masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar